Rantai pasok untuk
produk pertanian cukup kompleks. Sistem logistik produk pertanian memiliki karakteristik
tertentu dan memerlukan penanganan khusus dan berbeda, karena dipengaruhi oleh
sistem produksi, sifat produk, dan konsumen itu sendiri.
Rantai pasok pertanian
di Indonesia melibatkan banyak aktor, mulai dari petani sampai ke konsumen.
Namun karena kurangnya sistem kolektif langsung dari para petani kecil,
sehingga banyak pelaku dan transaksi yang harus dilalui terlebih dahulu, hal
ini akhirnya berdampak pada harga hasil pertanian yang tinggi.
Permasalahan di atas
muncul karena beberapa hal berikut ini:
· Masih
kurangnya koordinasi dalam hal pengambilan produk antara produsen dan pelaku
pasar
· Jarak
yang jauh dan rute dari tempat hasil pertanian (umumnya daerah) menuju ke kota
· Kendala
dalam hal handling, staging, dan storage
· Masalah
proses pendinginan pada saat pascapanen
· Masalah
packaging, tracking, dan inventory control.
Bicara tantangan rantai
pasok, Indonesia merupakan negara tropis yang hanya terdiri dari dua musim,
yaitu panas dan hujan. Hal ini seharusnya dapat mendukung kegiatan pertanian.
Namun demikian, semakin hari perubahan cuaca sudah tidak dapat diprediksi lagi.
Selain itu, pergantian iklim dari panas ke dingin yang terlalu cepat dapat
mengakibatkan hasil panen pertanian tidak maksimal.
Dapat dipastikan setiap
tahunnya permintaan pertanian akan terus bertambah, sementara lahan untuk
pertanian semakin sempit dan berkurang karena tergusur oleh pembangunan terus-menerus
untuk kepentingan infrastruktur. Sebagai contoh, permintaan beras akan terus
meningkat karena beras merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di
Indonesia dan sebagian besar masyarakat Indonesia mengandalkan beras yang
merupakan hasil dari komoditas padi sebagai makanan pokoknya.
Memasuki Masyarakat
Ekonomi ASEAN persaingan dalam perdagangan hasil pertanian akan meningkat,
tidak hanya bersaing dengan pemain lokal namun para produsen akan bersaing juga
menghadapi masuknya hasil pertanian dari negara ASEAN yang memiliki daya jual
lebih bagus (kualitas unggul dan harga murah).
Tingginya biaya
logistik menjadi tantangan tersendiri dalam proses rantai pasok pertanian di
Indonesia. Hal ini karena proses mata rantai yang panjang dari para petani
kecil ke pelaku pasarnya. Saat ini tidak sedikit para pengecer menjadi pemegang
kekuasaan dalam rantai pasok pertanian, sehingga perlu kerja sama berbagai
pihak untuk menanggulangi tingginya biaya logistik di Indonesia, baik dari
pemerintah maupun pelaku usaha. Beberapa upaya yang dapat dilakukan di
antaranya adalah perbaikan infrastruktur, pembenahan sejumlah aturan, dan
pembangunan prasarana pendukung lainnya.
Produk pangan dari
pertanian tidak bisa terlepas dari masalah keamanan pangan. Tingginya kesadaran
keamanan dalam mengkonsumsi hasil pertanian dari konsumen (pelanggan) menjadi
tantangan bagi para produsen untuk dapat terus menghasilkan komoditas pertanian
terutama untuk pangan yang sehat dan berkualitas. Oleh sebab itu perlu ditetapkan
standar nasional dalam prosesnya sebagai upaya untuk menjaga mutu produk
hasil pertanian dan pangan di Indonesia,
mulai dari sistem produksi pangan di lahan pertanian, penanganan, penyimpanan,
pengangkutan, pelabelan, pemasaran, sarana produksi, bahan tambahan, dan bahan
tambahan pangan yang diperbolehkan. Tidak hanya itu keahlian dan keterampilan
yang baik dari seorang petani juga diperlukan sebagai upaya dalam pengelolaan
komoditas pertanian agar dapat menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar
global dan memenuhi standar mutu keamanan pangan.
Dikemas
Ulang dari Tomy Perdana, Inclusive Agri Supply Chain
Development: A Case Study on Vegetables Industry.
Komentar
Posting Komentar